08.16

Riset "Studi Deskriptif tentang Pengatahuan Mahasiswa Terhadap Faktor-faktor Pencetus Timbulnya Gastritis"

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita menyadari bahwa dalam menghadapi masalah kesehatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan pada masa yang akan datang, maka tenaga kesehatan khususnya perawat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang profesional dan seoptimal mungkin untuk mencapai Visi Indonesia sehat tahun 2010.

Kesehatan tidak pernah konstan, tetapi bergerak maju dan mundur dalam kontinuitas tertentu dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat/sakit ( Nasrul Effendi 1998). Tapi bila seseorang sakit, maka penekanan pada pencegahan tetap diperlukan untuk mencegah komplikasi-komplikasi yang tidak jarang terjadi.

Kita ketahui bahwa penyakit gastritis merupakan suatu penyakit akibat proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung yang biasanya dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya yaitu obat analgetik, anti inflamasi, bahan kimia, merokok, alkohol, stress fisik, refluks usus lambung, endotoksin serta makanan yang pedas dan asam ( Waspadji, 1991 ).

Adapun kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian tentang pengetahuan mahasiswa terhadap factor-faktor pencetus timbulnya penyakit gastritis di Poltekkes Depkes Kaltim.

Mengingat besarnya bahaya gastritis, maka perlu adanya suatu pencegahan atau penanganan yang serius terhadap bahaya komplikasi gastritis. Upaya untuk meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran masyarakat tentang hal- hal yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, salah satunya pengetahuan mahasiswa tentang faktor-faktor pencetus kambuhnya penyakit gastritis di Poltekkes Depkes Kaltim.

Dari uraian tersebut di atas dan untuk memenuhi tuntunan mata ajar riset keperawatan. Penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Studi deskriptif Pengetahuan Mahasiswa terhadap Faktor-faktor Pencetus Kambuhnya Penyakit Gastritis di Poltekkes Depkes Kaltim“.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat tingginya angka kesakitan penyakit gastritis di Poltekkes Depkes Kaltim, dimana sesuai data yang diperoleh, bahwa angka penderita penyakit gastritis meningkat.

Sehingga penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian deskriptif tentang pengetahuan mahasiswa terhadap faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit gastritis di Poltekkes Depkes Kaltim, dengan rumusan masalah “Seberapa besar tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit gastritis”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap faktor-faktor pencetus timbulnya penyakit gastritis di Poltekkes Depkes Kaltim.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa terhadap pengertian penyakit gastritis.

1.3.2.2 Mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa tentang penyebab gastritis.

1.3.2.3 Mengidentifikasi pengetahuan mahaiswa tentang tanda dan gejala penyakit gastritis.

1.3.2.4 Mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa dalam menyebutkan prinsip-prinsip perawatan penyakit gastritis.

1.3.2.5 Mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa dalam menyebutkan faktor – faktor apa saja yang menyebabkan penyakit gastritis.

1.3.2.6 Mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa terhadap obat – obatan yang dapat di komsumsi b/d penyakit gastritis.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi ilmu pengetahuan

Diharapkan dapat menjadi sumbangan pengembangan ilmiah, Ilmu pengetahuan khususnya keperawatan dan sebagai sumber informasi sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran pada penelitian berikutnya.

1.4.2. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman bagi peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan diri di masa yang akan datang dan mendapatkan informasi yang berharga tentang pengetahuan mahasiswa tentang faktor-faktor pencetus kambuhnya penyakit gastritis di Poltekkes Depkes Kaltim.

1.4.3. Bagi responden

Dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk selalu berusaha mengembangkan pengetahuan tentang faktor – faktor pencetus timbulnya penyakit gastritis untuk dirinya dan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.5. Ruang lingkup penelitian

Pada penulisan masalah faktor-faktor pencetus timbulnya penyakit gastritis ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada kalangan Mahasiswa Kebidanan Tingkat II di Poltekkes Depkes Kaltim.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan karena:

1.5.1. Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang relative singkat dalam artian waktu yang terbatas.

1.5.2. Instrument dikembangkan sendiri dan tidak di test reliabilitas dan validitas dan tidak dilakukan pilot project sehubungan dengan keterbatasan waktu.

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

2.1.Pengetahuan

Adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba ( Notoatmojo, 1997 ). Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Derajat yang menunjukkan batasan-batasan sebagai indikator nilai dalam suatu permasalahan sehingga dapat mengetahui segala sesuatu serta sikap terhadap suatu permasalahan (Depkes RI, 1994).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

2.1.1 Proses Adaptasi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu :

2.1.1.1 Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyendiri arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (objek).

2.1.1.2 Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.

2.1.1.3 Evaluation (Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap respon sudah lebih baik lagi.

2.1.1.4 Trial, dimana subyek telah perilaku baru.

2.1.1.5 Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh : Dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2. Comprehension (Memahami)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan perhitungan hasil penelitian dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (Problem Solving Cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kursus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya).

5. Sintetis (Synthesis)

Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.

2.2.Teori Gastritis

2.2.1. Definisi gastritis

Gastritis adalah suatu penyakit akibat proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung (Sarwono Waspadji, 1991). Penyakit ini dijumapi diklinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui.

2.2.2. Anatomi dan fisiologi Gaster (lambung )

Gaster merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster.

Bagian lambung terdiri dari :

2.2.2.1. Fundus ventrikuli

Adalah bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

2.2.2.2. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium

Adalah suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.

2.2.2.3. Antrum pilorus

Adalah bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pilorus.

2.2.2.4. Kurvatura minor

Terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus.

2.2.2.5. Kurvatura mayor

Lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri osteuo kardiokum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior.

2.2.2.6. Osteum kardiakum

Merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen masuk ke lambung.

2.2.2.7. Fungsi lambung terdiri dari :

1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh peristalik lambung dan getah lambung.

2) Getah cerna lambung yang dihasilkan :

a) Pepsin

Fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino ( Albumin dan pepton ).

b) Asam garam ( HCL )

Fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.

c) Renin

Fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen ( kasinogen dan protein susu ).

d) Lapisan lambung

Memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.

2.2.3. Etiologi

Penyebab dari Gastritis adalah karena disebabkan oleh faktor :

2.2.3.1. Analgetik, anti inflamasi, terutama aspirin.

2.2.3.2. Bahan kimia misalnya lysol.

2.2.3.3. Merokok.

2.2.3.4. Alkohol.

2.2.3.5. Stress fisik disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.

2.2.3.6. Refluks usus lambung.

2.2.3.7. Endotoksin

2.2.4. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan Gasroduodenoskopi. Pada pemeriksaan Gastroskopi akan tampak mukosa yang sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi dari yang menyembuh sampai tertutup oleh bekuan darah dan kadang ulserasi.

Pemeriksaaan radiologi dengan kontras tidak memberikan manfaat yang berarti untuk menegakkan diagnosis.

2.2.5. Komplikasi

2.2.5.1. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena.

2.2.5.2. Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat.

2.2.6. Penatalaksanaan

2.2.6.1. Menghilangkan etiologinya.

2.2.6.2. Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering.

2.2.6.3. Obat-obatan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antasid.

2.2.6.4. Sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.

2.2.7. Tanda dan gejala

2.2.7.1. Nyeri epigastrium.

2.2.7.2. Mual dan muntah kadang-kadang.

2.2.7.3. Kembung.

2.2.7.4. Kadang ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena.

2.2.7.5. Disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.

2.2.7.6. Biasanya jika dilakukan anamnese lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.

2.2.7.7. Nafsu makan menghilang.

2.2.7.8. Kadang-kadang juga suhu tubuh meninggi.

2.2.7.9. Nyeri kepala

2.3.Faktor-faktor pencetus Gastritis

2.3.1. Obat - obatan

2.3.2. Merokok

2.3.3. Minuman Alkohol

2.3.4. Stress Fisik

2.3.5. Makanan yang pedas dan asam

Dimana faktor tersebut diatas dapat merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme dan menghambat aktivitas siklooksigenase mukosa. Selain menghambat produksi prostaglandin mukosa, dapat juga merusak mukosa secara topikal yang terjadi karena kandungan asam, sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa. Faktor - faktor tersebut juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.

2.4.Kerangka Penelitian

Mengacu pada dasar teori diatas, maka penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan faktor eksternal, seperti skema di bawah ini :










GASTRITIS






Dari bagan diatas bahwa peneliti akan lebih memperhatikan faktor-faktor pencetus timbulnya penyakit gastritis mahasiswa sebagai bahan acuan untuk memperoleh hasil penelitian mengenai pengetahuan mahasiswa terhadap factor-faktor pencetus penyakit gastritis. Antara lain obat-obatan, merokok, minuman alcohol, stress fisik, makanan pedas dan asam.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif.

Desain deskriptif adalah suatu studi untuk menemukan faktor dengan interpretasi tepat dan termasuk didaamnya untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena/ kelompok individu ( Surakhmad, 1978 ).

Penggunaan desain deskriptif bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor pencetus kambuhnya penyakit Gastritis yang di Poltekkes Depkes Kaltim

3.2. Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan subjek penelitian di Poltekkes Depkes Kaltim

3.3. Defenisi Operasional

3.3.1. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba (Notoatmojo, 1997).

3.3.2. Klien adalah orang yang memerlukan bantuan atau nasehat pada orang lain (Kamus Umum Bahasa Indonesia, WJS, Poerdaminta 1989).

3.3.3. Faktor adalah suatu keadaan dimana prilaku seseorang dapat berubah kearah yang positif maupun kearah yang negative (Kamus Umum Bahasa Indonesia, WJS, Poerdaminta 1989).

3.3.4. Penyakit adalah gangguan pada bagian-bagian tubuh atau adanya gangguan kesehatan yang sifatnya menular maupun tidak menular yang ditandai dengan adanya gangguan fungsi organ (Ahamad Ramali & K.St. Pamoentjak, 2003)

3.3.5. Gastritis adalah suatu penyakit akibat proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung (Sarwono Waspadji, 1991).

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akan dihitung atau diukur. (Purwanto, 1994).

Populasi yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah mahasiswa yang berada di Poltekkes Depkes Kaltim

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai ruang lingkup yang langsung dijadikan sumber data.

Pemilihan sampel diambil menggunakan teknik Non Probability Sampling (non random Sampling ) dengan Purposive Sampling, yaitu menetapkan jumlah sampel sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Jumlah sampel yang diambil disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Dimana peneliti akan mencari data – data responden yang di diagnosa gastritis oleh dokter sebanyak 30 responden, yang selanjutnya melakukan penelitian yang memenuhi kreteria sebagai berikut :

1. Berusia > 17 tahun.

2. Didiagnosa gastritis oleh dokter.

3. Berada di Poltekkes Depkes Kaltim

4. Bisa membaca dan menulis.

5. Mau berpartisipasi aktif dalam penelitian.

3.5. Instrument

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik berupa pengisian kuesioner berdasarkan instrument yang dikembangkan sendiri oleh peneliti yang mengacu pada teori konsep pengetahuan berdasarkan literatur dan kerangka konsep penelitian.

Isi kuisioner tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu:

3.4.1 Bagian pertama merupakan data umum. Instrument (A) disusun dalam bentuk pertanyaan tertutup, jawaban sudah tersedia pada kuesioner. Jumlah pertanyaan sebanyak 4 pertanyaan.

3.4.2. Bagian kedua merupakan data khusus (Bagian B) berisi tentang pertanyaan yang lebih spesifik terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap faktor – faktor pencetus kambuhnya penyakit gastritis. Instrument (B) disusun dalam bentuk pertanyaan tertutup, dimananya jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan jawaban lain. Responden diberi pilihan jawaban benar dan salah. Jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan.

3.6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peniliti, melalui beberapa tahap, diantaranya:

3.6.1 Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing, maka peneliti meminta izin kepada ketua tingkat masing-masing kelas, lalu menyerahkan surat izin yang telah ditanda tangani tersebut.

3.6.2 Mengadakan pendekatan kepada calon responden :

3.6.2.1 Menjelaskan tujuan dan latar belakang penelitian.

3.6.2.2 Menyerahkan lembar persetujuan menjadi responden.

3.6.2.3 Meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan.

3.6.2.4 Membagikan lembar kuesioner dan menjelaskan cara pengisian kuisioner.

3.6.2.5 Memberikan waktu kepada responden 10 – 20 menit untuk mengisi kuesioner.

3.6.2.6 Mengingatkan responden untuk mengisi semua pertanyaan yang terdapat pada kuesioner.

3.6.2.7 Setelah kuesioner selesai, kuesioner dikumpulkan oleh peniliti dan langsung diperiksa apabila ada kesalahan/kekurangan dalam pengisian kuisioner.

3.7. Rencana Pengelolaan Dan Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti harus diproses dan dianalisa secara sistematis supaya bisa terdeteksi. Data disajikan dalam bentuk tabel. Pengolahan data menggunakan sistem komputer. Pengolahan meliputi:

3.7.1 Editing

Data yang masuk perlu diperiksa apakah terdapat kekeliruan-kekeliruan dalam pengisiannya, dengan demikian diharapkan akan diperoleh data yang akurat dan sesuai, dan dapat dipertanggungjawabkan.Yang perlu dicek adalah:

3.7.1.1 Dipenuhi tidaknya instruksi sampling.

3.7.1.2 Kelengkapan pengisian.

3.7.1.3 Keserasian

3.7.1.4 Dapat dibaca atau tidak.

3.7.2 Coding

Waktu pemberian tanda/simbol/ kode bagi setiap data yang masuk, dapat berupa angka atau huruf.

3.7.3. Tabulating

Jawaban yang serupa dikelompokkan dengan cara diteliti dan diatur kemudian dihitung dan dijumlah berapa banyak. Kegiatan tersebut dilaksanakan sampai terwujud tabel yang berguna.

Rencana tabulasi merinci bagaimana tabulasi harus dibuat.Untuk ini diperlukan Dumy tables (contoh/model tabel), yaitu tabel-tabel yang lengkap dengan judul, kolom-kolom beserta keterangan didalamnya.

Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan analisa data. Tujuan analisa data dalam penilitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data suatu yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti proses analisa merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan-rumusan atau hal yang kita peroleh dalam proyek penelitian.

Analisa dapat dilakukan secara non statistik dan secara statistik, yaitu:

1. Analisa Non Statistik

Analisa ini dilakukan dengan membaca tabel-tabel grafik, atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.

2. Analisa Statistik

Sebagai metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisa dan menginterpretasikan data yang berwujud angka. Interpretasi adalah penarikan kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan atas dasar data kualitatif.

Adapun perhitungannya diberikan skore, dimana skore terendah 0 dan score tertinggi 2, dengan perincian sebagai berikut :

1. Sangat mengerti ( SM) : 2

2. Mengerti ( M ) : 1

3. Tidak mengerti ( TM ) : 0

No

TINGKAT PENGETAHUAN

KRITERIA PENILAIAN

1.

2.

3.

Tinggi

Sedang

Kurang

80 - 100

50 - 79

0 - 49

Setelah kuesioner di isi oleh responden, selanjutnya peneliti akan menghitung nilai rata – rata tiap kuesioner responden tersebut, dengan rumus sebagai berikut : Jumlah Bobot X Jumlah Item X 2,5.

Selanjutnya hasilnya akan dijumlah = ( SM + M + TM )

= Skore Kuesioner.

Setelah semua kuesioner terkumpul dan telah di nilai, maka peneliti akan menghitung hasil akhir dari keseluruhan kuesioner tersebut untuk menghasilkan seberapa besar tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap faktor pencetus kambuhnya penyakit gastritis,dengan rumus :

Hasil akhir = hasil skor kuesioner 1 – 30 responden di jumlahkan

Jumlah responden

= Tingkat Pengetahuan Mahasiswa.

1. Contoh perhitungan tiap kuesioner.

Bila diketahui pilihan responden :

Sangat Mengerti : 15 item

Mengerti : 5 item

Tidak mengerti : 0 item

20 item

No

Pengetahuan

Rumus

Jumlah

1.

2.

3.

Sangat

MengertiMengerti

Tidak Mengerti

2 X 15 X 2,5

1 X 5 X 2,5

0 X 0 X 2,5

75

10,5

0

85,5

Jadi tingkat pengetahuan untuk responden ini adalah Tinggi.

2. Contoh perhitungan untuk mengetahui tingkat pengetahuan suatu mahasiswa:

Bila diketahui bila dari ke 30 responden mendapatkan nilai hasil akhir 100, maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Hasil akhir : 100 X 30 Responden = 3000 = 100.

30 30

Jadi tingkat pengetahuan Mahasiswa adalah Tinggi.